Seseorang pernah bilang padanya, "Jangan bilang kamu gak jadi apa-apa, bahkan sekarang kamu sudah sampai pada titik ini pun kamu sudah jadi apa-apa. Pasti ada saja yang berubah darimu, dari tahun ke tahun. Entah memang menjadi lebih baik atau sebaliknya." Mungkin kalimatnya tidak persis, tapi pada intinya begitu. Barangkali tiga atau empat tahun yang lalu. Untuk mensyukurinya, kini dia sadar dan mungkin lebih berbesar hati untuk mengiyakan apa yang dikatakan orang lain itu untuknya.
Waktu ke waktu sudah berjalan sesuai semestinya. Hal yang salah adalah dia tak mampu berdamai dengan hari-hari lalu. Dia memang berjalan terus, membersamai waktu, berproses, melangkah maju. Sayangnya, ada bagian-bagian dari masa lalu yang ternyata tanpa sadar selalu dia bawa. Menjadi bumerang untuk dirinya sendiri, juga beban yang harus dipikul di pundaknya sendiri. Tololnya, dia tetap sama seperti 10 tahun belakangan. Hatinya lebih tepatnya. "Kamu gak salah. Jatuh cinta tidak salah, kepada siapapun. Itu tidak salah. Kita manusia punya perasaan, dan itu gak salah. Tapi tentu akan menjadi salah kalau aksi dan reaksi yang ditimbulkan gak benar. Nah, itu yang akan menjadi salah bahkan menimbulkan masalah." Kata seseorang yang lain padanya. Harusnya dia juga sadar hal ini dan mengiyakan apa yang dikatakan orang lain itu untuknya.
Sudah berjalan sejauh ini, mengapa harus mundur ke belakang? Apa yang dicarinya? Hidup tetap berlanjut, selagi usia masih direstui Pencipta. Seperempat abad lebih dua tahun, harusnya cukup untuk memiliki diri yang matang. Dari segala aspek kehidupan. Harapnya begitu, apa daya manusia berencana Tuhan yang menentukan. Tapi, hidup banyak plot twist nya. Sesuatu yang difikirnya akan tidak malah terwujud. Sebaliknya, dia pernah berfikir akan terwujud malah ternyata tidak. Entah bagaimana akhir dari rangkaian cerita yang sedang dijalaninya, tapi dia tetap bersyukur sampai pada hari ini. Hari terakhir di bulan Juni. Semoga masih akan bertemu di Juni untuk sekian kalender lagi.
"Selamat menutup Juni kali ini. Aku mencintaimu dengan segala kemelut benang kusut yang kau tenun. Tak apa, kamu tetap menjadi yang terhebat untukku. Kamu harus bersyukur akan hal itu. Jalani hidup dengan penuh suka cita. Jiwamu butuh tawa juga, beri asupan bahagianya. Hal lalu boleh diingat, tapi jangan diingat-ingat. Melangkahlah maju tanpa beban. Mereka yang pergi tetap akan pergi, kembali hanya jika Tuhan kehendaki. Selamat menikmati hari untuk setahun ke depan, ke 27 kalinya. Kamu harus kuat, berdiri di atas kaki sendiri. Kamu harus cerdas, tidak menjadi tolol dan gegabah seperti kemarin-kemarin. Sekali lagi, aku akan tetap mencintaimu dengan sepenuh hati." Kali ini kataku, bukan katanya atau kata orang lain untuknya.
Rantauprapat, 30 Juni 2024
-aku di 27-
![]() |
Juni geng has cake. 🤪 |
Komentar
Posting Komentar