Sebuah Cerita

Sebuah cerita :
 
            Mimpiku tadi malam berhasil membawaku ke sini. Mengingat sembari mengenang anak-anak itu. Terasa aneh sekali, tiba-tiba saja mereka muncul di tidur malamku. Sedikit banyak aku mungkin tahu alasannya, bisa jadi itu karena aku membaca kisah yang sama sesaat sebelum tidurku atau bisa juga aku sedang merasakan rindu yang dalam untuk mereka. Ah sudahlah!
            Empat anak sekolahan, dua pasang laki-laki dan perempuan. Di malam perpisahan, tentang sebuah perasaan yang tak bisa diungkapkan. Ternyata begitu rumit bentuk cintanya, sampai-sampai aku tak dapat mengingat detail persis kisah mereka. Sesuatu yang masih terus terbayang di kepalaku hingga kini adalah wajah manusianya. Empat anak sekolahan yang kini sudah beranjak dewasa dan tak pernah ku jumpa rimbanya. Mereka seolah menghilang, kabur dari pandangan mataku sejak 11 tahun yang lalu. Semenjak perpisahan itu. Tak banyak kenangan yang terekam di kepalaku. Ingatan seorang anak kecil yang mudah terhapus, bahkan yang dirasa penting juga telah pupus.
            Hidup memang telah berlanjut, keluar dari gerbang sekolah dasar setelah hari perpisahan, maka semuanya sudah berakhir. Ketika semua telah berakhir, kau bermaksud untuk menempatkan mereka di salah satu ruang di dalam hatiku. Biarlah mereka terpatri di sana, takkan pernah keluar atau berpindah tempat. Setidaknya mereka pernah ada, hadir di masa lalu. Mungkin untuk menjadi pembelajaran atau mungkin diingat sebagai kenangan.
            Aku pernah berfikir bahwa sahabat adalah mereka yang selalu ada di kala suka dan duka. Tapi ternyata tidak, pada akhirnya aku merasa bahwa mereka bukan bayangan yang selalu mengikuti kita meski kadang tak tampak. Sahabat adalah mereka yang kiranya ada di saat yang tepat. Tentu tak harus selalu bersama.


Ditulis : 15 April 2020

Komentar