Because Life is Not a Race.

". . . Life is not a race, . . ."


Me, unofficially S.Pd


Kata Iman Usman dalam bukunya yang berjudul Masih Belajar. Buku yang beberapa minggu lalu selesai ku baca dalam waktu kurang dari dua hari. Setelah membacanya, aku menjadi lebih paham bahwa semua ada rezekinya masing-masing, aku semakin ikhlas dalam melepaskan “kelulusan” teman-temanku yang seharusnya aku turut ada di sana, pola pikirku sedikit bergeser menjadi lebih positif memandang keadaan yang terjadi, aku berusaha untuk tetap semangat dan meneguhkan hati bahwa aku akan sampai ke sana jua.
Beberapa hari setelahnya, aku menonton satu video di youtube bojvoyej, yaitu “APA AJA? (ft Teuku Rizky). Jika kau adalah pembaca setiaku sejak awal blog ini aktif, atau kau adalah orang-orang terdekatku, maka kurasa kau akan paham apa motivasiku dalam menonton video ini, selain akun Bio One memang sudah lama ku subscribe.
 “Semua orang punya timeline-nya masing-masing, gue cuma berharap, gue cuma berdo’a semoga suatu saat gue ketemu sama timeline gue itu.” Jelas Kiki ketika ditanya tentang perbandingan karir antara personil CJR setelah bubar. Ku rasa kau paham akan hal ini.
Sejalan dengan itu, Iman Usman juga bilang “Accept your time zone. Everyone has their own time zone.”. Lagi-lagi aku mengiyakan apa kata mereka, bahwa sejatinya memang setiap manusia tidak bisa disamakan. Tuhan, Allah swt sudah menentukan apa yang harus diberikan kepada umat-Nya dan kapan itu diberikan. Hanya dia yang Maha Mengetahui.
***
Memang ada banyak rencana yang tak terwujud. Seperti rencanaku dengan Tia, salah satu teman baikku. Dia menemukan bukti fisik percakapan kami lewat aplikasi BBM, dulu di semester-semester awal. 
“Tujuan kita apa, Ti?” tanyaku padanya ketika sedang buntu menulis laporan Praktikum Kimia.
“Lulus tepat waktu dengan predikat cumlaude.” Jawabnya waktu itu, yang sekarang jika ku ingat  entah bagaimana perasaanku.
“Bukan itu hee, tujuan laporan Kimia maksudku.” Jawabku masih polos, tidak terlalu menyeriuskan harapan dan tujuan yang dimaksudnya.
“Lah itukan tujuan bersama. Wkwkwkw.”
“Iya juga sih. Aamiin lah. Wkwkwk.” 
Kini harapan itu tidak terwujud. Katakanlah kita lulus tepat waktu, tapi predikat cumlaude masih jauh untuk digenggam. 
“Tak apa.” katanya kemudian. Sehari setalah aku selesai menyusulnya, menjadi seorang S.Pd. 
“Benar kita memang bukan mahasiswa berprestasi yang riwa-riwi ikut lomba dan dikenal dosen. Tapi setidaknya kita sudah lalui empat tahun ini semaksimal mungkin. Seberapa banyaknya kita ingin menyerah dan lari, kita masih mencoba bangkit. Bukan tak banyak orang di luar sana yang lari. Tapi kita adalah orang-orang yang mampu menghadapi. Semoga selamanya tetap seperti ini.” Tutupnya di percakapan panjang kami melalui aplikasi chatting berlogo telefon hijau. 
Lebih dari kata tersentuh, lebih dari kata sadar, lebih banyak bersyukur, ketika mendengar beberapa cerita kilas balik darinya. Kaki sering terseok untuk berjalan, merintih kesakitan untuk mencapai suatu titik tujuan. Tak jarang ingin berhenti, tak jarang merasa hampa, tak jarang terombang-ambing. Tapi, tetap memikirkan bagaimana caranya agar sampai pada titik akhir.
***
Jika ditelisik lebih dalam lagi, maka ada beberapa bagian di dalam memori otakku yang masih tersusun rapi mengenai angan dan cita-cita. Beberapa sudah dipastikan tidak terwujud. Beberapa lagi mungkin boleh jadi untuk diperjuangkan. Tapi, yang tak disangkakan ada hal-hal yang ternyata tidak hanya wacana belaka dari percakapan-percakapan biasa menurutku. Siapa sangka, hal-hal yang masih abstrak di dalam kepalaku dahulu kini mulai terbaca wujudnya, bentuknya, dan mungkin keindahannya. Meski tidak langsung melalui jari tanganku. Harapku, semoga apapun itu segalanya sesuai dengan impiannya dahulu. Jikapun tidak terwujud persis, semoga Ia lebih banyak bersyukur atas nikmat Tuhannya. Dia, hanya aku yang tahu dia siapa yang kumaksud. Salam rindu untuknya. 
***
Well, this is my own time zone. Aku berhasil menuntaskan apa yang mungkin sedikit terlambat untuk ku tuntaskan. Aku berhasil melampaui titik aman terakhir yang difasilitasi oleh Ibuku. Tidak terasa, aku sudah mengemban amanah hidup yang lebih besar lagi. Aku, Yuni Choirun Nisa Siregar, S.Pd. Unofficially, I got my S.Pd on 17th Sep 2019.
Mungkin kau tak tahu betapa banyak drama-drama dalam proses menuju titik aman ini. Drama-drama kehilangan, drama ketinggalan kereta, drama sakit hati, drama persaingan, drama penantian, dan banyak lagi yang sengaja tak sengaja memang mempengaruhi keberlangsungan penulisan tugas akhir ini. Setelah melaluinya, aku jadi tahu betapa pentingnya disiplin dalam mengerjakan sesuatu, yang biasanya malasa-malasan kini jadi lebih rajin dan tidak suka menunda-nunda. Aku jadi tahu betapa pentingnya memberi kabar, yang biasanya malas membalas chat atau mengangkat telefon dosen PS jadi lebih sering mengabarinya tentang perkembangan tugas akhirku. Aku jadi tahu betapa pentingnya waspada dalam segala hal, yang biasanya suka main HP di jalan, kini jadi gak mau pegang HP sama sekali kalau lagi ke mana-mana yang dianggap kurang aman. Aku jadi tahu pentingnya untuk tidak terlalu percaya pada orang baru yang datang menghampiri dengan alibi minta tolong. Aku jadi tahu pentingnya menghargai teman dengan tidak menanyakan sejauh mana skripsi yang Ia kerjakan, karena aku tahu itu sedikit banyak akan melukai hatinya. Aku jadi tahu bahwa di saat dunia per-skripsi-an datang, semua teman berubah menjadi pesaing, memiliki ego yang tinggi, begitupun dengan aku. Mungkin stigma itu harus diperbaiki, bahwa skripsi bukan ajang perlombaan. Semua skripsi akan selesai pada waktu yang tepat, waktu yang telah ditetapkan Allah, dan kita sebagai pejuang skripsi itu harus bersabar seraya berusaha dan berdo’a menunggu waktu itu tiba. Dan banyak lagi perlajaran-pelajaran hidup yang menjadikanku lebih dewasa berdasarkan pemikiranku sendiri. Bahwa ternyata aku, tidak sebodoh yang ku kira. Tidak sepenakut yang ku bayangkan. Aku melampaui batas apa yang kupikirkan.
Setelah usaha, tentunya do’a adalah sesuatu hal yang sakral bagi kita manusia beragama. Kekuatan do’a tidak bisa dikalahkan dengan apapun. Di hari aku selesai menaikkan berkas sidang, aku mulai menguatkan do’a-doa’ku kepada Tuhanku, Allah swt. Bukan berarti selama ini aku tidak pernah meminta pada-Nya. Bukan, bukan begitu. Tapi kali ini aku berusaha untuk terus memaksimalkan apa-apa yang diperintahkan oleh-Nya. Wajib dan sunah. Terbukti, Allah sungguh Maha Baik kepada umat-Nya. Aku berhasil melewati satu hari bersejarah dalam hidupku dengan senyum lega dan tentunya bahagia. Meskipun ingin menangis menitikkan air mata tapi malu dilihat banyak orang. Heheh. Dia memberikan apa-apa yang tak kusangkakan, lebih dari apa yang kuminta. MasyaAllah. 
***
Alhamdullillah wa syukurillah. Thank you Allah, finally my Mom’s task is finish. Thank you Mom for your dedicate to be a Mom and Dad, for your love, care, support, and all you’ve done for me. May Allah always bless you. Al-Fatihaa to my father, I know he’s safe now in the beautiful place. Called Heaven. It’s been a sixteen years Daddy, now your little angle have finishing her collages. I hope you’re happy to hear that. I really relly miss you. Can you see me from there? Thank you sister and all of my brothers for being my partner in crime, my friend, my support system. You know that I love you so much guys. And thank you to all my big family, from my mother and father.
Then thank you so much to all of my friends. The Fisika Dik E class, the PPL team, the Sidang 17 Revisi team, all of my old friends, and all of my friend who participated in my big day. I really really gratefull to have you guys in my way to be success. I wish that I could be a good friend to you guys.
Thank you to all of my lecturers, all of my students, and to all of you who read this. I just wanna share my happiness with you. I wish you could reach your happiness by yourself too. Don’t forget to remember God, because without Him nothing can happens in this world. So, thank you all. I love you guys so much.


Ps. Sorry for my amburadul English. Wkwkwk

Medan, 21 September 2019
-Yuni Choirun Nisa Siregar, S.Pd-
hehew


Sidang 17 Revisi (6/7, satunya lagi sibuk)

Pink roses, I love it. 💞

Me, with my sneakers 👟

seuantaiasa & sepercikrasa

The same examiner. Hehew. 

The PPL team. #yangtersisa

My twin is my eda. Wkwkw
Tria Cinlove, jasanya tiada tara. Hahah


Novel, not a book. But a beutiful girl. Sehh😄😄

My one and only sister.❤

Diantara yang ringan melangkah. (1)

Diantara yang ringan melangkah. (2)

Tamu jauh. 

Unforgetable gift. Thankyou so much guys. I love you more. ❤




Komentar