S-02






Ingin sekali aku bercerita tentang tiap-tiap hari yang kulalui, tapi tak bisa kulakukan akibat keterbatasan waktu. Seperti cerita dalam seminggu lalu ini, hari dimana aku berhasil menyelesaikan 1 tahap untuk mencapai puncak titik aman terakhirku. Sementara. Katakanlah aku bahagia, namun nyatanya duka. Katakanlah aku lega, namun nyatanya beban dan kecewa. Kesemuaan rasa itu berpadu, menjadi segala rasa yang tak bisa untuk aku jelaskan.

***

Dalam menggapai suatu impian, haruslah disertai usaha dan do’a yang maksimal. Kata orang “Usaha tidak akan menghianati hasil”. Atau ada juga yang menyebutkan, “Apa yang kau tanam, itulah yang akan kau tuai.” Seberapa keras kau berusaha, hasilnya akan sesuai dengan usahamu itu. Seseorang juga pernah mengatakan padaku, bahwa jika hasil yang kau dapat belum maksimal, itu artinya usahamu untuk menggapai hasil tersebut juga belum maksimal. Begitulah kira-kira.

***

Rasa yang tak bisa kujelaskan itu berupa bahagia karena masih memiliki teman-teman yang senantiasa selalu ada membantu. Teman-teman di jalan Allah, yang selama ini kadang terabaikan. Untuk itu, rasa syukur harus kupanjatkan kepada-Nya karena telah mengirim malaikat-malaikat penolong itu padaku, dan turun di saat aku membutuhkannya. Rasa itu juga mewakili beberapa pertemuan konyol baik disengaja ataupun tidak, dengan seseorang yang pernah menyuntikkan virus merah jambu berkepanjangan selama bersemester-semester. Membuat lupa diri, tak tahu diri, hingga pada meliarkan imajinasi yang cukup tinggi. Ah, entahlah. Kurasa itu sudah berakhir.

***

Juga, kepada teman-teman yang ternyata masih ingin menjalin kasih perteman setelah tiga bulan kebersamaan dulu sudah berakhir. Sebenarnya, jika mau kita bisa sudah saling melupakan ketika perpisahan kemarin tiba. Kita bisa saja sudah tidak saling mengenal sejak pertemuan terakhir kita. Kita bisa saja tidak saling peduli dengan kesibukan kita masing-masing. Bahkan kita bisa saja sudah menghilangkan segala kontak dan menutup lembaran-lembaran buku yang sudah pernah kita rangkai menjadi sebuah cerita dahulu. Tapi, itu tidak kita lakukan karena rasa untuk pertemanan ini terlalu tinggi. Setidaknya, beberapa dari sekian kita masih bertemu tatap, meski yang lain hanya ingin menjadi sosok yang selalu dirindukan.

***

Selain itu, lega rasanya karena sudah berhasil menyelesaikan tahap ini. Tahap yang memiliki banyak tantangan ketika harus melaluinya. Ah, lagi-lagi aku sulit untuk menjelaskannya. Banyak pelajaran yang kudapat, aku menjadi pribadi yang lebih pemberani, mandiri, dan sadar diri. Bahwa memang benar, tak ada yang mampu menolong kita selain diri kita sendiri.

***

Tak usah kujelaskan sedihku padamu, meski kaupun berhak tahu. Tapi aku, tidak ingin membebanimu dengan cerita sedihku hari itu. Mauku hanya kau mengerti betapa bahagianya aku masih memilikimu dalam hidupku. Siapapun kamu.

***
Terimakasih selalu ada. Siapapun kamu, semoga Tuhan selalu bersamamu.


Medan, 17 Maret 2019
Di usia 21 tahun, 9 bulan,
0 hari, 16 jam.



-aku-


Sudah lelah seharian.













Bahagia dapat jajan banyak. wkwkw


-yang berbahagia (minus Lita yang entah kemana)-

-yang berbahagia (minus Tiyas yang sudah pulang)-

-yang menamainya "Friend"-

-Juni dan Juli-

-cinlove dan Bu Lila-















 
-teman halu-

-PPL (minus banyak2)-

-teman juang '45 wkwk-
-teman mi balapku- <3

-teman awet-




Komentar