J'series - 🍁





Bersama desir angin malam ini, ingin ku ceritakan kembali tentangmu. Ingin ku pulihkan ingatanku, meski dalam sekejap lalu. Tentangmu, dan kini masih tentangmu. Dirimu yang masih enggan berlalu dari hati dan pikiranku.

"Hallo! Apa kabar?"

Kalimat itu mungkin hanyalah basa-basi paling basi untuk memulai percakapan diantara kita. Untuk sekian lama, setelah berbulan-bulan lamanya aku menahan rasa agar tidak menyapamu. Akhirnya aku gagal melawan diriku sendiri. Hatiku tetap tak kuat, untuk menjauh darimu.

Ini bukanlah sebuah retorika yang kusiapkan agar kau segera menghubungiku. Menyapaku, meski dalam mimpi dan anganku. Bukan, bukan itu maksudku. Aku menuliskan ini, agar kau tahu bahwa disini ada manusia bumi yang masih setia senantiasa memikirkanmu. Manusia bumi yang masih setia senantiasa menunggu sepenggal aksara yang kau untai dalam kalimat manismu. Entah kepada siapa itu tertuju. Apakah aku, atau sosok lain yang ada di hatimu.

Kamu, manusia bumi yang pernah bersamaku. Pernah membahagiakanku dengan segala tingkah anehmu. Pernah menjatuhkan harapku dengan kecerobohanmu. Kamu, manusia bumi yang kini ku beri daun 🍁 (maple) di sebelah namamu dalam WhatsApp ku. Kamu, yang entah dimana rimbanya. 











Tahukah? Masih ada beribu tanya yang memenuhi isi kepalaku. Menyeruak rongga dadaku. Itu tentangmu. Bagaimana semesta mempertemukan, bagaimana jarak dan waktu tega memisahkan? Bagaimana kamu bisa menjadikan kisahku dengannya sebagai inspirasi semumu? Bagaimana rasamu dengan hari-hari itu? Dan bagaimana, bagaimana, lainnya yang mungkin akan disambut dengan apakah, apakah, lainnya.

Ingatkah? Aku pernah menguntai kalimat yang lebih 'dalam' dari ini. Kalimat yang tidak kau gubris sama sekali. Kalimat yang aku sesali telah menuliskannya untukmu. Nyatanya dari sudut pandang ku, itu tak pernah berarti apa-apa. Nyatanya, kau memang menganggap ku bukan siapa-siapa. 

Bersama gemerisik angin malam ini. Ingin kusudahi semua ini. Semesta mungkin merestui pertemuan kita, namun Tuhan tak ingin mempersatukan kita lebih lama. Atau mungkin selamanya. Akupun tak ingin mendurhakai Tuhanku, dan kuharap kau pun begitu. Tentangmu, pernah ku mohonkan di lima waktuku. Pun tentangku, entah kau mohonkan di setiap minggumu. 





Ruang Sendiri, 2.3.'19



-aku-

Komentar