Gadis Itu


Kurasa, setiap manusia butuh tempat cerita. Entah kepada apa dan siapa. Terlebih dia, gadis yang pernah kutemui di sana. Gadis kacau yang terkadang suka bicara sendiri. Gadis dengan paras cukup manis, namun hidupnya miris. Gadis itu,  gadis yang dengan berat hati harus ku sebut sebagai gadis malang namun bukan jalang.


Hampir setiap hari Ia bercerita tentang hidupnya padaku. Hampir setiap hari Ia tunjukkan buku hariannya di hadapanku. Semua tentang tulisannya yang liar, menerawang jauh dan tak bisa kulogikakan. Hidupnya kacau, namun entah mengapa dia selalu bersikap santai. Seolah dia sedang tidak ada masalah, padahal kurasa hidupnya cukup parah.


“Hidupku memang sudah begini. Apa lagi yang harus ku perbuat? Mungkin memang garis tangan kita berbeda. Aku tak bisa sama seperti kalian, kau atau teman-teman lainnya. Hidupku memang sudah begini. Aku hanya bisa menunggu Tuhan menunjukkan Kuasanya padaku.” ceramahnya kembali ketika aku mulai menceramahinya duluan.


“Hanya aku yang bisa menolong diriku. Segala upaya sudah kulakukan, namun tetap aku tak bisa. Kini aku hanya bisa menjalani, menikmati, dan mensyukuri nikmat yang Tuhan beri untukku. Itu saja yang bisa kulakukan sekarang.”

sumber : google

Itulah dia, gadis yang kutemui di sana. Gadis malang namun bukan jalang. Dia sosok gadis hebat nan kuat. Jika Tuhan berkehendak, maka ingin sekali aku dipertemukan kembali dengannya di musim selanjutnya.

Komentar