Hari Bersamanya


Pagi ini sengaja aku sadar lebih awal, katanya di facebook Jupiter dan Venus akan terlihat saling berdekatan, maka bangunlah sebelum fajar menyingsing. Begitu. Namun aku bangun bukan untuk melihat fenomena langka tersebut, aku bangun karena beberapa hal lainnya. Selain fenomena langka itu.

Gema adzan berkumandang, terdengar lafaz yang artinya “shalat lebih baik daripada tidur”. Aku segera menyelesaikan kewajibanku sebagai umat beragama. Ini urusan antara aku, dengan Tuhanku.             

Rangkaian nada mengalun dari sebuah benda pipih, putih, dan persegi. Terdengar alunan musik yang sengaja kuputar sesuai dengan suasana hatiku saat ini. Ini Seninku yang entah untuk keberapa kalinya. Aku lupa, yang aku ingat ini Senin ke-13 untuk beberapa kemungkinan baik dan buruk antara hati, pikiran, dan lisanku sendiri. Aku tak bisa memprediksi sesuatu yang akan terjadi, meski itu satu detik kemudian ini. Aku bukan paranormal, apalagi Tuhan. Bukan. Aku hanya manusia biasa yang tak punya kuasa apa-apa.

Mungkin aku pernah mengatakan bahwa tidak ada yang disebut dengan “kesempatan kedua”. Maaf, kali ini aku seperti ingin menolak statement-ku waktu itu. Hari ini, adalah kesempatan kedua atau mungkin kesempatan terakhir untukku membuktikan sesuatu yang dianggap miring oleh pembenci. Hal yang selalu menjadi bulan-bulanan pembenci. Dan segala anggapan buruk yang terlintas dibenak para pembenci sialan itu.

Hujan tiba-tiba saja turun, membuat Senin kali ini tak secerah senin-senin sebelumnya. Sangat jauh dari kata cerah. Aku berharap suramnya hari ini tak menggoyahkan semangatku untuk menjinakkan para pembenci itu. Semoga. . . .



Mohon Tuhan untuk kali ini saja
Beri aku kekuatan, tuk menatap matanya
Mohon Tuhan untuk kali ini saja
Lancarkanlah hariku, hariku bersamanya
Hariku bersamanya...


Medan, Senin 13 Nopember 2017
5.28 AM
terus dibawah rintikan hujan,
dengan udara dingin sedikit membekukan

Yuni Choirun Nisa Siregar
 

Komentar