Ekspresi Cinta



Setiap manusia pada hakikatnya dilahirkan dengan rupa yang berbeda-beda, baik jiwa maupun raga. Sekalipun Ia kembar identik, Ia takkan pernah sama persis. Tuhan memang menciptakan begitu. Tidak bisa diganggu gugat lagi. Pun demikian, setiap manusia berbeda dalam mengekspresikan rasa. Rasa cintanya.

Cinta. Cinta itu indah. Cinta itu buta. Cinta itu tak ada logika. Begitu kata orang-orang tentang pendefinisian arti cinta. Bagaimana denganmu? Berbeda, atau tetap sama saja?
Bagiku cinta itu indah. Jika bagimu tidak, kurasa kau salah memilih pasangan. Itu kata Dilan, dulu ditahun 1990. Kataku? Ah, kau tak perlu tahu.

Setiap manusia berbeda dalam mengekspresikan cintanya, terlebih untuk seseorang yang Ia cinta. Seseorang yang dalam hal ini jauh dari konteks keluarga, teman, maupun tanah air Indonesia. Ini tentang ekspresi cinta kita. Aku, kamu, dia, dan mungkin mereka. Orang-orang diluar sana yang gencar mengekspresikan cinta dengan berbagai cara. Bukan begitu saudara?

Ada yang hanya diam ditempat, tak melakukan apa-apa. Ia hanya bermain dengan rasanya sendiri. Memandang sendiri, berkhayal sendiri. Tetap pada posisinya dan tak mau bergerak untuk merealisasikannya. Hingga pada akhirnya Ia merasakan sakitnyapun sendiri.

Ada juga yang diam, tapi masih memiliki usaha untuk merealisasikannya. Setidaknya, Ia tak sepemalas yang tersebut sebelumnya. Ia tetap bermain dengan rasanya sendiri, tapi Ia bergerak meski pergerakan itu tak kasat mata oleh manusia-manusia lain disekitarnya. Ia mendoakan disetiap sujudnya. Disela-sela permintaannya kepada sang Maha Kuasa. Ia percaya kekuatan doa akan merubah segalanya. Jika Ia tak diberi orang yang Ia cinta, maka Ia percaya akan ada yang jauh lebih baik dari yang selama ini Ia anggap baik. Bukankah Tuhan pasti memberi yang terbaik untuk umatnya? Jika sesuatu  belum diberi atau bahkan tidak diberi padamu, maka itu artinya sesuatu itu tidak baik bagimu. Simpel saja.

Selanjutnya adalah hal yang lumrah, yang terlihat oleh mata para manusia-manusia di bumi selama ini. Ekspresi cinta dengan mengutarakan secara lisan, memberi kesukaan, menjemput dengan kendaraan, menjaga perkataan, dan memimpikan sebuah masa depan. Entah itu cara pengekspresian yang sesungguhnya atau tidak, aku tak mengerti. Mungkin ada yang benar-benar melakukannya dengan tulus sepenuh hati, tapi yang kulihat faktanya itu hanya sebagai suatu kewajiban antara dua anak manusia yang sedang kasamaran. Itu menurutku, menurutmu? Terserahlah.

Terakhir, ada yang mengekspresikan cintanya lewat tulisan. Seperti aku. Ada rasa yang tak bisa diungkapkan. Ada kata yang tak bisa diucapkan. Dan, ada emosi yang tak bisa diluapkan. Ketika semua itu gagal terkendali, ketika itu pula aku sedang membodohi diri sendiri. Aku memilih untuk menuliskan, karena aku tahu bahwa aku tak akan mampu melisankannya langsung kepada dia yang kutuju. Aku lebih memilih berharap dia segera membaca apa yang sedang kutulis. Karena aku tahu, dia tak akan pernah mendengar jika aku harus mengatakannya. Semua kutuliskan dalam cerita tentang orang yang kutuju itu.

Begitulah ekspresi cinta menurut sudut pandangku, bagaimana menurut sudut pandangmu? Kau boleh menuliskannya untukku, mungkin aku akan membacanya. Karena jika kau lisankan langsung, kurasa itu akan sulit karena kita jarang bertemu. 










Medan, 14 Nopember 2017
07.07 PM

yang tidak sedang jatuh cinta,
Yuni Choirun Nisa Siregar

Komentar

Posting Komentar