Ketidakjelasan tentang tulisan itu membuatku merasa geli ketika membacanya. Tulisan yang serba typo dan tata bahasa yang tidak sesuai dengan EYD. Ya, tulisan sebelumnya. ADAKAH MANTAN TEMAN? Ah, sudahlah lupakan tulisan itu. Masa lalu tak mungkin terulang kembali, takkan ada lagi kisah seperti itu. Cukup simpan sebagai kenangan jika itu manis dan sebagai pembelajaran jika itu terlampau pahit.
Lembaran baru telah datang menghampiri. Matahari tersenyum di pagi hari, seolah ikut merasakan lembaran putih yang siap untuk di coret. Hari itu, hari pertama aku memulai aktivitasku dengan menyandang gelar MAHA. Bukan Maha Esa, bukan pula Maha Kuasa, tapi Mahasiswa. Aku bukan siswa lagi, melainkan Mahasiswa. Tempatku bukan di sekolah lagi, tapi di Universitas. Pembimbingku buka guru lagi melainkan dosen. Dan semua yang berbau dulu sudah kutinggalkan. Bukan pilihanku untuk duduk di Universitas ini, tapi aku bersyukur bisa duduk di sini. Kita tak pernah tahu rencana Allah, tak pernah tahu kehendak-Nya. Begitupun aku yang terlalu egois waktu itu. Kalau saja aku mengikuti egoku, mungkinkah aku bisa duduk disini?
Restu orangtua adalah restu Ilahi, begitu katanya. Ya, terlebih restu Ibunda tercinta. Jika aku mengingat kembali keinginanku waktu itu, mungkin saja aku sama seperti mereka yang kurang beruntung. Tapi nyatanya, alhamdulillah Ibuku tak pernah menyesatkanku. Pilihannya adalah terbaik untukku.
"Life Start Here" motto iklan produk susu yang aku lupa merknya. Ya, begitu keluar dari bangku SMA hidup baru dimulai. Perjalanan hidup sesungguhnya baru kurasakan. Inikah hidup? Beban yang dipikul, masalah yang bertubi, dan apapun itu tentang hidup. Kunci hidupku saat ini adalah dengan tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Dalam arti, tidak mensugesti diri sendiri bahwa esok adalah "hari kematian", esok "tamatlah riwayat" ku, dan esok adalah hari terburuk yang pernah ada. Selanjutnya, aku adalah pemain tunggal. Anggap saja aku tak memiliki siapa-siapa disini. Tak ada yang bisa menolongku kecuali diriku sendiri. Akulah sang tokoh, dan Allah sang pembuat skenario hidupku. Dan yang terakhir, tak lupa setiap hari aku menghubungi Ibu, Ummi, Bunda, Mama, Mami, Mamsky, Mimi, dan apapun namanya. Hanya untuk sekedar mendengar suaranya meski dalam jarak yang jauh membentang. Hanya untuk sekedar menanyakan keberadaannya, kesehatannya, dan aktivitasnya. Dia sedang berada dalam penantian. Penantian untuk menyambut kedatangan anak-anaknya dengan gelar sarjana. :)
Thankyouuu.
![]() |
When September End (30.09.2015) |
#baper#melow#miss#mom#syedih#kangen
Okeh Cha, ini keren :v
BalasHapus