The Real Farewell

And now, I just can't say goodbye. It's like a nightmare. I can't imagine my next day without them in my days. Without their smiles and laughter. Their anger, sadness, and their madness. All that stupid things that they've done for me and for all of my friends..
Sulit rasanya untuk kuutarakan perasaan ini. Entah aku harus bagaimana. Apakah aku harus sedih atau harus bahagia? Aku tak menginginkan perpisahan  ini terjadi. Walau aku tahu perpisahan tidak akan ada jika bukan pertemuan yang memulainya. Dan aku pun tak ingin menyesali pertemuan ku dengan mereka.
This is the real farewell. The answer of my entry before. Inilah perpisahan angkatan 17 disekolahku. Yang salahsatu personilnya adalah aku. Perpisahan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Berbeda dari segi tempat, pakaian, dan cara pelepasannya. Perpisahan yang terlihat lebih elite dan mewah. Meski ini hanya sebagai formalitas saja. Dengan tema yang diangkat adalah "Farewell Partu, Unforgettable Moment. Akhir Cerita, Awal Realita."
Dengan posisi duduk yang telah diatur, kulihat di sudut sana ada pemandangann yang sebenarnya sudah biasa bagiku. Karena memang pada awalnya keikhlasanku untuk datang menghadiri acara ini perlahan sirna. Banyak kejadian yang membuatku semakin tidak nyaman. Berawal dari lupa membawa kacamata, hasil foto yang tidak maksimal, dan baterai kamera yang kandas sebelum fotoku dengan satu orang terwujud. Ah, ini sungguh sangat menyebalkan.
Acara terus berlanjut, tapi tetap saja aku tak memaksimalkan diri untuk menikmati acaranya. Kulihat lagi mereka yang duduk di sana, meski dengan orang yang berbeda. Sebagai penenang diri, aku duduk bersama dua orang teman yang jika kulihat-lihat sepertinya mereka cocok malam ini. Haha, tapi sudahlah. Itu hanya guarauan  semata. Dia Capung, duduk diantara aku dan temanku, sebut saja namanya Bunga. Dan Capung dilarang pergi oleh Bunga, meski aku tahu pasti dia ingin bersenang-senang dengan teman yang lain. Melihat panggung yang mulai goyang dengan riuhnya siswa yang lain, ku fikir Capung cukup sabar karena di kekang oleh kita. Aku tahu dia ingin bergabung, tapi mulutnya bungkam mengatakannya. Karena setelah aku dan Bunga melepaskannya, dia bahkan lebih bersuka daripada teman yang lain. Dan disitu aku mulai tersenyum manis.:)
Aku mulai menikmati acara yang mungkin takkan pernah terjadi lagi. Bersukaria bersama teman-teman yang pada akhirnya aku tahu endingnya harus bagaimana. Meski acaranya mulai mendekati penghujung, tapi aku tak membiarkan penyesalan yang akan ada hadir menghampiriku. 
Tibalah saat yang paling menyebalkan. Menyebalkan karena ku tahu sedikit banyaknya diantara kita pasti berderai air mata, termasuk aku. Ku lihat satu per satu wajah teman-temanku. Tak bisa kubayangkan, bisa saja ini kali terakhir aku melihat wajah itu. Entah kapan lagi kita harus berjumpa. akupun tak tahu. Saling bersalaman, bermaafan, bukan dalam rangka hari raya tapi siapa tahu ini adalah pertemuan terakhir. Kita berpelukan, dan akupun tak bisa menahan rasa sesak didalam dadaku. Butiran bening dari mataku akhirnya jatuh juga. Aku tak bisa berkata-kata, meski aku sudah menghafalkan permintaan maafku kepada mereka. Hasilnya nihil, sedikitpun aku tak ingat kata-kata itu. Terlebih kepada mereka yang begitu banyak mewarnai masa SMAku. Capung, Kumbang, dan Kupu-kupu. The craziest friends in this world. Tanpa mereka mungkin masa SMA ku akan suram. Tapi karena kehadiran mereka juga, setiap hari aku dituntut untuk tetap sabar menghadapi kegilaan mereka. Kepada Belalang juga, teman yang paling baik sedunia. Selisih umur kita satu hari. Tapi sayang, dia selalu lupa tanggal lahirku_- Dan kepada mereka semua yang turut mewarnai hari-hariku di sekolah. Aku tak banyak bicara, hanya saja kefrontalanku datang. Kepada Capung, dan Kumbang, spontan aku mengatakan apa yang seharusnya tidak ku katakan. Kepada Kupu-kupu, aku mengatakan "Don't forget me I begged!".Dan kepada teman yang lain, yang sedikit ku sesali karena sebagian dari mereka tidak ada di hadapanku. Mereka yang selalu bersamaku kala itu. Mawar, Melati, dan Anggrek. Ada binar-binar kekecewaan dimataku ketika aku sadar mereka sedang tak bersamaku dan yang lainnya. Aku tak sempat berpelukan dengan mereka. Hmm.. Tapi, ah sudah lah.
Begitu banyak kebodohan yang kuperbuat karena mereka, dan begitu banyak pesan serta kesan yang tak bisa diungkapkan. Begitu banyak pula kebenaran yang selama ini ku nantikan, namun tak kunjung datang. Andai mereka tahu. Bahwa aku sangat menghargai pertemanan yang tak seberapa bagi mereka, yang biasa bagi mereka tapi sangat luar biasa bagiku. Walau aku bukan teman baik dan selalu ada untuk mereka, bukan berarti aku tak menyimpan mereka dalam hati. Tak mendoakan kesuksesan mereka juga, dan tak merindukan mereka. Kini kita telah sampai dipersimpangan yang memisahkan mimpi-mimpi kita. Aku dengan mimpiku, dan mereka dengan mimpi mereka. Aku yakin kita akan bertemu dimana semua mimpi kita sudah terwujud. Terimakasih untuk pertemanan ini. Aku yakin, kalian adalah titipan dari Allah swt yang ditugaskan untuk menghiasi hari-hariku di bangku SMA. Kalian adalah inspirator, dan motivator. Banyak sekali pelajaran hidup yang kudapatkan dari pertemanan ini. Pelajaran yang bukan bersifat akademik, namun pelajaran hidup yang sangat berarti bagiku. Thank you so much, and I love you so much friend. I'll miss you so bad..


This is me

With Jasmine

With Sun flower

Bunga, Capung, and me

With my other friends

Now, we are with Kupu-kupu










Komentar

Posting Komentar